Minggu, 24 April 2011

Bagaimana Reformasi Pendidikan yang Tepat Bagi Indonesia ?

Sistem pendidikan untuk suatu bangsa pada hakikatnya harus sesuai dengan falsafah dan budayanya sendiri. Mengambil alih suatu sistem atau gagasan di bidang pendidikan dari bangsa lain harus dikaji penerapannya dengan latar belakang budaya yang ada. Oleh karena itu, untuk mengadopsi sistem pendidikan dari Jepang pun kita perlu menyesuaikannya dengan kultur dan falsafah bangsa

Sebagai contoh, kurikulum yang diterapkan di sekolah di Jepang amat berat. Hal ini wajar saja sebab prestasi kognitif dan motivasi siswa di Jepang relatif tinggi dan setaraf. Namun ketika kurikulum seperti ini diterapkan di Indonesia yang kemampuan kognitif siswanya berada dalam taraf sedang, hal ini justru membuat kewalahan para siswa, guru dan orang tua. Bahkan banyak orang tua murid yang memikirkan untuk menyekolahkan anak mereka di secara homeschooling karena  kurikulum sekolah reguler yang dianggap memberatkan tersebut. Oleh karena itu, penyusunan kurikulum seharusnya dilakukan dengan melihat kemampuan dan usia anak didik.

Pendidikan moral di Indonesia perlu ditanamkan sejak usia dini karena moral menjadi syarat utama keberhasilan pembangunan masyarakat suatu bangsa. Sebagaimana yang dilaksanakan di Jepang sejak masih tingkat dasar dan terus berlanjut hingga perguruan tinggi. Oleh karena itu, pelajaran moral dan karakter perlu disertakan dalam kurikulum sekolah dengan alokasi waktu yang memadai.
Pelajaran moral harus dikembangkan dengan pola berpendapat, dan sistem evaluasinya tidak dapat dilakukan dalam bentuk multiple choice, melainkan dalam bentuk uraian dimana siswa dapat menjelaskan argumennya.  Pelajaran moral juga harus memiliki lingkup tersendiri, dipisahkan dengan pendidikan kewarganegaraan. Keluarga, terutama ibu, harus dilibatkan dalam pelajaran moral ini.

Dari segi peraturan perundang-undangan dan struktur pendidikan pun perlu dilakukan perbaikan. Deregulasi dan restrukturisasi yang dilakukan harus mencakup empat aspek: a). Orientasi pembelajaran siswa, b). Profesionalitas guru, c). Accountability sekolah, dan d). Partisipasi orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara spesifik restrukturisasi dan deregulasi pendidikan ditujukan untuk meningkatkan komitmen dan kompetensi guru dan murid untuk mencapai prestasi setinggi mungkin.

Salah satu langkah yang paling penting dan efektif dalam perbaikan sistem pendidikan kita adalah memperbaiki kualitas, kinerja dan penghargaan terhadap guru. Guru sangat penting peranannya dalam dunia pendidikan, sebab guru lah yang menjadi sosok teladan dan contoh yang baik kepada muridnya. Bahkan, bagi seorang siswa, guru kadang lebih dihargai dibandingkan orangtua karena baginya guru merupakan pengejawantahan segala contoh perilaku yang terpuji dan mengetahui banyak hal.
Kualitas dan kinerja guru dapat dilakukan dengan meningkatkan komitmen dan kompetensi guru.

Guru harus memiliki pemahaman yang mendalam atas materi yang akan disampaikan (Depth of Understanding) dan mampu menyampaikan materi dengan penuh kreatifitas dan improvisasi yang orisinil, sehingga proses belajar mengajar terasa segar dan alami (authentic learning). Pemerintah perlu merumuskankebijakan guna mengembangkan kemandirian guru dan memberikan otonomi serta kebebasan yang lebih luas pada sekolah dan guru. Penghargaan terhadap profesi guru pun perlu ditingkatkan. Saat ini, profesi guru merupakan profesi yang terkenal dengan gaji yang rendah. Hal ini tidaklah adil mengingat besarnya kontribusi yang mereka lakukan demi kemajuan bangsa ini.

Perbaikan yang kita lakukan di bidang pendidikan tidak akan berhasil jika hanya dilakukan pada satu sisi. Seharusnya reformasi dilakukan menyeluruh agar sistem yang benar-benar berjalan baik dapat dihasilkan. Suatu sistem yang dirancang dengan sempurna tidak akan berjalan dengan lancar jika pelakunya tidak memiliki tujuan yang sama dengan sistem tersebut.
Sumber Berita :http://mylawliet.multiply.com/journal/item/6/Jepang_Sistem_Pendidikan_dan_Perbandingannya_dengan_Indonesia_Part_3

0 komentar:

Posting Komentar